Pada kesempatan kali ini, saya atau saya akan mengeluarkan
seluruh pendapat saya mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Saya bukan
mencari-cari kekurangan pendidikan bangsa ini, tetapi untuk mengingat kembali
masalah-masalah yang pernah terjadi di tanah air untuk dapat kita perbaiki
bersama.
Berbicara mengenai Pendidikan di Indonesia tentu banyak
faktor-faktor penghambat yang mesti diperbaiki di Indonesia. Menurut saya, dari
sekian banyaknya faktor penghambat tersebut, permasalahan pendidikan adalah salah
satu faktor utama penghambat suatu Negara berkembang seperti Indonesia untuk
menjadi Negara maju. Di Indonesia, pendidikan memang tidak ada habisnya untuk
dibahas. Masalah pendidikan menjadi hal yang menarik untuk selalu
diperbincangkan. Pendidikan merupakan gerbang utama dan pertama yang harus
dilewati suatu Negara untuk menuju Negara maju. Apabila kualitas pendidikan
suatu Negara itu bagus, maka calon-calon pemimpin bangsa juga akan cemerlang
seperti yang kita harapkan. Mereka inilah gerbang keduanya. Jadi, apabila
gerbang utama rusak, maka akan rusak pula gerbang selanjutnya. Begitu juga
sebaliknya. Berikut ini akan saya jelaskan secara singkat dan padat hal-hal apa
yang harus diperbaiki dan diperhatikan pemerintah dalam sistem pendidikan di
Indonesia sehingga terwujudnya Indonesia yang lebih baik.
1. Ujian Nasional atau UN di
Indonesia.
Ujian nasional tidak lagi menimbulkan efek positif kepada
siswa, guru sampai kepala sekolah. Malah sebaliknya. Pastinya pihak sekolah
sangat ingin untuk mempertahankan citra sekolahnya. Apabila ada satu siswa yang
tidak lulus, ini akan menimbulkan efek yang besar buat sekolah, untuk itu
banyak cara-cara yang mestinya tidak dilakukan sekolah untuk mensukseskan ujian
nasional. Dilain sisi, siswa-siswi yang benar-benar belajar tidak ada cara lain
untuk lulus selain dengan cara belajar. Namun tak semua siswa-siswi yang masuk
dalam kategori tersebut. Karena kebanyakan dari siswa-siswi kita hanya berusaha
untuk mendapatkan nilai yang tinggi dengan berbagai macam cara. Sampai hal yang
tidak perlu dilakukan oleh guru yaitu memberikan kunci jawaban kepada
siswanya dan konon kabarnya, ada sekolah yang sampai membentuk tim untuk
mensukseskan UN, dengan membantu siswa agar lulus. Semua hal itu dilakukan
hanya demi sebuah kelulusan. Maka tak salah sistem pendidikan kita sekarang
akan melahirkan sosok pemimpin rakyat yang tidak amanah dan korupsi. Ditambah
rendahnya kualitas kertas ujian yang mudah sobek dan keterlambatan
pendistribusian soal-soal ke sekolah-sekolah di beberapa provinsi atau kota,
seperti Bogor, Sumatera Utar dan lain-lain. Menyebabkan tingginya tingkat
kebocoran soal bagi daerah yang belum mendapatkan soal. Itu semua harus menjadi
baham perhatian yang tinggi bagi pemerintah.
2. Sarana dan Prasarana
Sekolah.
Tidak lengkapnya sarana dan prasarana masih menjadi masalah
utama bagi setiap sekolah di Indonesia. Padahal sarana dan prasarana merupakan
penunjang proses pembelajaran yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembelajaran
pada siswa. Sarana dan prasarana di daerah-daerah yang terpencil atau desa
sangat berbeda jauh dengan yang di kota. Kasus seperti ini akan menimbulkan
kesenjangan mutu pendidikan. Cukup banyak sekali peserta didik di daerah yang
terpencil yang tidak bisa menikmati sarana dan prasaranan yang ada di kota.
Selain itu masih banyak sekali fasilitas-fasilitas sekolah yang tidak memenuhi
standard an tidak layak pakai. Kalau boleh jujur, di daerah saya di Pekanbaru
cukup banyak fasilitas-fasilitas yang tidak layak pakai. Khususnya pada tingkat
SMP. Minimnya sarana dan prasarana akan menimbulkan efek negative bagi siswa.
Karena, bakat dan minat siswa tidak akan tersalurkan secara penuh, dan para
pelajar akan mengalokasikan kelebihan waktunya untuk hal-hal negatif. Perawatan
yang buruk adalah salah satu faktornya. Sikap acuh tak acuh dari semua komponen
sekolah dan kurangnya pengawasan pemerintah mengakibatkan buruknya sarana dan
prasarana sekolah. Ditambah lagi alokasi dana yang terlambat dan penyalahgunaan
dana administrasi sekolah. Ini hal yang sering kita lihat dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Hal ini akan membuat semakin lambatnya titik
keberhasilan pendidikan di sekolah tersebut.
3. Kesenjangan Pendidikan.
Hal ini terlihat jelas dengan adanya perbedaan kualitas
pendidikan di desa dan di kota. Banyak sekali anak-anak desa yang tidak sekolah
dengan alasan tidak ada sekolah dan biaya yang mahal. Mereka lebih senang
membantu orang tua mereka bekerja daripada belajar dengan biaya mahal.
4. Mahalnya Biaya Pendidikan.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk
menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam
bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali
tidak bersekolah.