Wednesday 17 June 2015

Teknologi Komunikasi Berdampak Pada Gaya Hidup



Kevin Kelly, redaktur Majalah Wired terbitan Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul “Hukum baru Ekonomi di Era Digital” telah mengisyaratkan masalah ini bahwa hukum dan struktur kehidupan terus mengalami perubahan dengan cepat di era internet dan pola pandang manusia tentang kehidupan dari tradisional terus berkembang ke arah modern. Dalam hal ini, internet sebagai simbol teknologi abad ini memiliki karakteristik unik dalam mempengaruhi opini serta keyakinan manusia dikarenakan maraknya internet serta penggunaan massal oleh manusia itu sendiri.

Mereka sekali saja menggunakan teknologi ini sangat sulit untuk meninggalkannya dan mengingat teknologi setiap saat terus mengalami perkembangan, maka manusia tidak memiliki peluang untuk memikirkan dirinya sendiri. Meski saat ini mayoritas pengguna internet adalah pemuda, namun kecenderungan generasi lalu untuk memanfaatkan fenomena ini mengindikasikan pengaruh kuat internet.

Kebanyakan orang di milenium baru harus mengenal komputer dan teknologi modern lain untuk hidup. Di sisi lain, internet secara potensial bisa menjadi ancaman dan juga bisa menjadi peluang emas. Meningkatnya kemampuan mahasiswa, dosen dan ilmuwan mengakses laman-laman internet serta interaksi luas dan cepat sains dengan seluruh ilmuwan berhutang banyak terhadap internet. Dari sudut meningkatnya kesadaran politik, sosial dan pendapat yang beragam serta peluang dialog dan mengungkapkan pendapat seseorang juga membuat peran internet tak dapat dipungkiri.

Namun ada kesulitan di sini, bahwa fasilitas dunia maya memainkan peran luas dalam menggiring dan mengontrol opini publik. Mayoritas sosiolog dan pengamat komunikasi meyakini bahwa proses pengumpulan data, seleksi, dan penyebaran data di media bukan sesuatu yang netral dan lepas dari motivasi tertentu. Namun menurut mereka proses tersebut sarat dengan tujuan baik budaya, politik maupun sosial.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan tidak adanya upaya pemimpin masyarakat serta pejabat untuk menyebarkan budaya tepat dan pendidikan penggunaan teknologi ini, nilai-nilai lokal di sebuah masyarakat semakin pudar. Nilai-nilai seperti rasa malu, kehormatan perempuan, spiritualitas, kesucian keluarga, kepribadian manusia serta nilai-nilai lokal lain sebuah negara semakin mengalami kemunduran. Hal ini dapat dicari sebabnya dengan maraknya pengiriman gambar tak bermoral melalui bluetooth dan email di antara anggota masyarakat.

Di sisi lain, penggunaan internet yang melebihi batas membuat pengguna semakin kecanduan baik mental maupun pemikiran terhadap teknologi maju ini. Parahnya sebagian pengguna internet memilih berlindung dalam kehidupan maya ketimbang kehidupan riil. Oleh karena itu, kelompok ini sangat rentan terkena krisis kepribadian dan gangguan mental.

Sarana komunikasi dan interaksi baru, khususnya internet, membuka iklim yang lebih luas dan mendunia bagi pengguna, sebuah iklim yang mampu mengenalkan pengguna beragam model kehidupan dan serta memberikan pengalaman kehidupan global. Di iklim ini, model kehidupan lokal tidak dapat mempertahankan kekuatannya dan dengan mudah menyerahkan posisinya kepada model kehidupan lain.

Sebuah masyarakat yang tidak memiliki kemampuan besar memanfaatkan sains, teknologi dan budaya, maka internet dengan mudah menguasai dan mengontrol hubungan sosial dan wawasan setiap individunya. Dalam kondisi seperti ini, nilai-nilai yang diincar oleh produsen teknologi modern akan dipaksakan kepada pengguna baru. Nilai-nilai Liberal Barat seperti individualisme, konsumtif, hedonisme dan semakin kuatnya toleransi di antara sesama akan semakin menonjol.

Kini jika rasa percaya diri dan identitas nasional seseorang semakin kokoh maka perlawanan terhadap nilai-nilai asing yang disebarkan melalui sarana komunikasi modern akan semakin kuat pula. Mengingat teknologi memiliki karakteristik umum, maka ia melahirkan keyakinan yang terkadang bertolak belakang dengan norma-norma yang ada. Karakteristik ini muncul seiring dengan kemajuan di bidang teknologi dan internet serta dibarengi dengan aksi pengambilan jarak dari norma-norma lokal serta diterimanya norma baru. Hasilnya adalah terkadang norma baru tersebut kontradiksi dengan norma lokal sebuah masyarakat.

Perubahan ini dapat disaksikan dalam pandangan tentang seks serta gender. Contoh yang paling nyata di bidang gender adalah perubahan pola pandang pria dan wanita terhadap feminitas dan peran wanita, kecenderungan yang besar terhadap transeksual, kecondongan terhadap pernikahan sesama jenis, kejahatan seks baru, maraknya situs porno, mudahnya menjalin hubungan ilegal di dunia maya serta aksi penyiksaan terhadap anak-anak.

Dewasa ini 30 persen browsing internet terkait studi keagamaan. Internet dapat menjadi sarana penting untuk menyebarkan agama dan spiritualitas di dunia. Laju teknologi informasi secara umum dan internet khususnya, telah memberi peluang luar biasa untuk mempermudah studi agama dan para pencari spiritualitas di banding dengan masa lalu. Berdasarkan data yang ada, dari enam pengguna internet di dunia, sedikitnya satu orang aktif mencari pengetahuan agama. Meski demikian, berbagai riset menunjukkanbahwa lembaga-lembaga agama belum memahami sepenuhnya kapasitas dan fasilitas teknologi ini untuk menyebarkan ajaran Ilahi. Sayangnya mereka tidak memanfaatkan teknologi ini secara tepat dan luas untuk menarik para pemuda ke arah agama dan spiritualitas.

Tapi begitu di internet juga marak disebar beragam agama palsu dan tradisi menyimpang dari agama. Parahnya situs-situs seperti ini juga banyak peminatnya. Situs-situs yang mengusung agama palsu ini mengedepankan daya tarik insting hewani dan seks serta mengisi kekosongan spiritual dan menciptakan adab palsu dapat menjerat mereka yang haus agama dan mereka yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang agama. Munculnya beragam tareqat dan pemikiran baru dari dunia maya ini menguatkan betapa seriusnya masalah ini.

Karakteristik internet adalah kemudahan aksesnya dan hal ini ditandai dengan informasinya yang umum serta penggunaannya yang sederhana di samping luasnya fasilitas dan kemampuan. Kondisi ini juga memicu kejahatan yang sebelumnya hanya terjadi di dunia nyata, kini dengan mudah dilakukan di dunia maya. Kejahatan ini sepertinya semakin meningkat bersamaan dengan kemampuan besar situs internet sehingga angkanya pun semakin membengkak.

Di sisi lain, terpencarnya manajemen dunia maya di dunia dan tidak adanya manajemen yang terfokus terhadap  dunia maya tersebut, ditambah dengan kebebasan luas internet  dan tidak adanya undang-undang ketat mengenai internet membuat pengguna semakin mudah dan tanpa rasa takut akan akibat perbuatannya, melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang ada. Situs-situs porno dalam hal ini dapat menjadi contoh nyata akan kondisi tersebut.

Kehidupan di era modern memaksa manusia untuk memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, mereka yang berkecimpung di sektor budaya harus memiliki pandangan baru dalam kebijakan komunikasi dan lokalnya. Strategi ini harus bertumpu pada persatuan dan budaya lokal. Jika dapat sisi positif penggunaan teknologi baru ini diperkuat, maka ada harapan dalam meniti fase tradisional ke fase modern, maka ufuk terang akan terbentang luas. Generasi modern didefinisikan sebagai manusia-manusia yang berkembang dalam kondisi kehidupan modern dan bagian dari kehidupan ini untuk generasi mendatang dari sisi hubungan dan interaksi dunia maya melalui konteks sarana teknologi.(IRIB Indonesia)  


Remaja dan Gadget


Kehadiran telepon seluler (ponsel) atau Handphone telah merubah kehidupan manusia. Jarak selama ini dianggap menjadi biang keladi kesulitan itu, tidak kuasa lagi menghalangi. Sebagian besar remaja zaman sekarang merasa dirinya sangat tergantung pada Handphone. Menurutnya, kehadiran ponsel sangat membantu kemudahan hidup, komunikasi. Tujuan kemudahan hidup itu pula yang memaksa dirinya memutuskan menggunakan ponsel beberapa tahun silam. Alasannya biar bisa berkomunikasi dengan mudah.
Sebagian besar para remaja mengatakan bahwa tujuan utama menggunakan ponsel adalah, “Sebagai alat komunikasi dan sebagai penyambung silaturahmi, sebagai hiburan, dan tidak menutup kemungkinan sebagai alat tambahan membantu dalam kelancaran berbisnis.”
Tak bisa dipungkiri lagi, bagi mereka yang hidup di perkotaan, di dunia modern yang menuntut segala sesuatunya serba cepat dan mudah, memiliki ponsel seperti sebuah keniscayaan. Celah ini tentu menjadi peluang besar para perusahaan komunikasi untuk merauk keuntungan. Mereka berlomba-lomba mengembangkan teknologi yang telah ada guna melahirkan produk-produk baru yang bakal mengisi pasar. Melalui inovasi-inovasi, mereka memaksa insan-insan perkotaan menambah kebutuhan hidupnya. Perkembangan teknologi tentu tidak mungkin mencapai kata sempurna dalam arti sesungguhnya. Oleh karena itu, tidak ada satu teknologi pun yang dikembangkan telah mencapai fase final. Inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan berikutnya tetap mengikuti sebuah pencapaian yang telah ada. Proses pun terus berlanjut, mengikuti hasrat, nafsu, dan kebutuhan manusia.
Satu hal yang tidak dapat dihindari adalah teknologi pasti menghadirkan efek samping yang memengaruhi kehidupan manusia. Sekecil apa pun, teknologi pasti memiliki sifat “memaksa”, membuat manusia menjadi tergantung padanya.
Ketergantungan Terhadap Handphone
Beberapa orang mengaku ketergantungannya pada ponsel telah mencapai taraf yang tinggi. Kendati demikian, sifat “memaksa” itu sangat relatif, tentunya. Di tempat-tempat yang jauh dari hingar-bingar perkotaan yang dibalut kemajuan teknologi, mungkin saja masyarakatnya masih belum mampu memba¬yangkan wujud ponsel. Kemajuan peradaban manusia yang beriring dengan berkembangnya kebutuhan hidup, telah memaksanya kehadiran ponsel. Kehadirannya telah mengubah pola hidup manusia. Ponsel menjadi pemeran penting yang membentuk gaya hidup seseorang dan juga masyarakat. Kata orang pintar, inilah kemajuan zaman. Suka atau tidak kehadirannya tak dapat dielakkan.
Dampak Positif dan Negatif Handphone
Kemajuan teknologi ponsel yang sangat pesat menimbulkan dampak positif dan negative bagi para penggunanya, khususnya para remaja.
Dampak Positif :
Mempermudah komunikasi. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi. Memperluas jaringan persahabatan.
Dampak Negatif :
Mengganggu Perkembangan Anak :
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu remaja dalam menerima pelajaran di sekolah/di kampus. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ujian. Bermain game saat guru/dosen menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya remaja lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen. Rawan terhadap tindak kejahatan.
Ingat, remaja dan pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku remaja.
Jika tidak ada kontrol dari orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja. Kesimpulan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembagan teknologi sekarang yang cukup modern dapat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Maraknya HP sekarang juga sudah merusak akhlak pelajar di negeri kita. Berdasarkan hasil penelitian di atas, disarankan bahwa menggunakan HP lebih baik tidak pada waktu belajar dan jauhkanlah anak dari suka melihat dan menggunakan HP dengan tidak seharusnya/semestinya.


Hari Pasar Dan Modal Indonesia


Dengan adanya hari pasar dan modal indonesia, pasar akan mencatat pencapaian dan perkembangan yang luar biasa di tahun sebelumnya. Adapun informasi mengenai pertumbuhan indeks yang cukup signifikan juga menunjukan kokohnya fundamental dan semakin menariknya pasar Indonesia.
Secara umum terdapat banyak fungsi dari pasar Indonesia. Seperti sarana penambah modal bagi usaha. Dengan begitu perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Yang kemudian saham saham ini akan dibeli oleh masayarakat umum, perusahaan perusahaan lain , lembaga

Tuesday 21 April 2015

OPINI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pada kesempatan kali ini, saya atau saya akan mengeluarkan seluruh pendapat saya mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Saya bukan mencari-cari kekurangan pendidikan bangsa ini, tetapi untuk mengingat kembali masalah-masalah yang pernah terjadi di tanah air untuk dapat kita perbaiki bersama.

Berbicara mengenai Pendidikan di Indonesia tentu banyak faktor-faktor penghambat yang mesti diperbaiki di Indonesia. Menurut saya, dari sekian banyaknya faktor penghambat tersebut, permasalahan pendidikan adalah salah satu faktor utama penghambat suatu Negara berkembang seperti Indonesia untuk menjadi Negara maju. Di Indonesia, pendidikan memang tidak ada habisnya untuk dibahas. Masalah pendidikan menjadi hal yang menarik untuk selalu diperbincangkan. Pendidikan merupakan gerbang utama dan pertama yang harus dilewati suatu Negara untuk menuju Negara maju. Apabila kualitas pendidikan suatu Negara itu bagus, maka calon-calon pemimpin bangsa juga akan cemerlang seperti yang kita harapkan. Mereka inilah gerbang keduanya. Jadi, apabila gerbang utama rusak, maka akan rusak pula gerbang selanjutnya. Begitu juga sebaliknya. Berikut ini akan saya jelaskan secara singkat dan padat hal-hal apa yang harus diperbaiki dan diperhatikan pemerintah dalam sistem pendidikan di Indonesia sehingga terwujudnya Indonesia yang lebih baik.

1. Ujian Nasional atau UN di Indonesia.
Ujian nasional tidak lagi menimbulkan efek positif kepada siswa, guru sampai kepala sekolah. Malah sebaliknya. Pastinya pihak sekolah sangat ingin untuk mempertahankan citra sekolahnya. Apabila ada satu siswa yang tidak lulus, ini akan menimbulkan efek yang besar buat sekolah, untuk itu banyak cara-cara yang mestinya tidak dilakukan sekolah untuk mensukseskan ujian nasional. Dilain sisi, siswa-siswi yang benar-benar belajar tidak ada cara lain untuk lulus selain dengan cara belajar. Namun tak semua siswa-siswi yang masuk dalam kategori tersebut. Karena kebanyakan dari siswa-siswi kita hanya berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi dengan berbagai macam cara. Sampai hal yang tidak perlu dilakukan oleh guru yaitu memberikan kunci jawaban kepada siswanya  dan konon kabarnya, ada sekolah yang sampai membentuk tim untuk mensukseskan UN, dengan membantu siswa agar lulus. Semua hal itu dilakukan hanya demi sebuah kelulusan. Maka tak salah sistem pendidikan kita sekarang akan melahirkan sosok pemimpin rakyat yang tidak amanah dan korupsi. Ditambah rendahnya kualitas kertas ujian yang mudah sobek dan keterlambatan pendistribusian soal-soal ke sekolah-sekolah di beberapa provinsi atau kota, seperti Bogor, Sumatera Utar dan lain-lain. Menyebabkan tingginya tingkat kebocoran soal bagi daerah yang belum mendapatkan soal. Itu semua harus menjadi baham perhatian yang tinggi bagi pemerintah.

2. Sarana dan Prasarana Sekolah.
Tidak lengkapnya sarana dan prasarana masih menjadi masalah utama bagi setiap sekolah di Indonesia. Padahal sarana dan prasarana merupakan penunjang proses pembelajaran yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembelajaran pada siswa. Sarana dan prasarana di daerah-daerah yang terpencil atau desa sangat berbeda jauh dengan yang di kota. Kasus seperti ini akan menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan. Cukup banyak sekali peserta didik di daerah yang terpencil yang tidak bisa menikmati sarana dan prasaranan yang ada di kota. Selain itu masih banyak sekali fasilitas-fasilitas sekolah yang tidak memenuhi standard an tidak layak pakai. Kalau boleh jujur, di daerah saya di Pekanbaru cukup banyak fasilitas-fasilitas yang tidak layak pakai. Khususnya pada tingkat SMP. Minimnya sarana dan prasarana akan menimbulkan efek negative bagi siswa. Karena, bakat dan minat siswa tidak akan tersalurkan secara penuh, dan para pelajar akan mengalokasikan kelebihan waktunya untuk hal-hal negatif. Perawatan yang buruk adalah salah satu faktornya. Sikap acuh tak acuh dari semua komponen sekolah dan kurangnya pengawasan pemerintah mengakibatkan buruknya sarana dan prasarana sekolah. Ditambah lagi alokasi dana yang terlambat dan penyalahgunaan dana administrasi sekolah. Ini hal yang sering kita lihat dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini akan membuat semakin lambatnya titik keberhasilan pendidikan di sekolah tersebut.

3. Kesenjangan Pendidikan.
Hal ini terlihat jelas dengan adanya perbedaan kualitas pendidikan di desa dan di kota. Banyak sekali anak-anak desa yang tidak sekolah dengan alasan tidak ada sekolah dan biaya yang mahal. Mereka lebih senang membantu orang tua mereka bekerja daripada belajar dengan biaya mahal.

4. Mahalnya Biaya Pendidikan.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.


Friday 2 January 2015

Agama dan Konflik Masyarakat



Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.

Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas. Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki . Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme

Agama Sebagai Faktor Konflik Di Masyarakat

Agama dalam satu sisi dipandang oleh pemeluknya sebagai sumber moral dan nilai, sementara di sisi lain dianggap sebagai sumber konflik. Menurut Afif Muhammad: Agama acap kali menampakkan diri sebagai sesuatu yang berwajah ganda”. Sebagaimana yang disinyalir oleh John Effendi yang menyatakan bahwa Agama pada sesuatu waktu memproklamirkan perdamaian, jalan menuju keselamatan, persatuan dan persaudaraan. Namun pada waktu yang lain menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang dianggap garang-garang menyebar konflik, bahkan tak jarang, seperti di catat dalam sejarah, menimbulkan peperangan.

Sebagaiman pandangan Afif Muhammad, Betty R. Scharf juga mengatakan bahwa agama juga mempunyai dua wajah. Pertama, merupakan keenggaran untuk menyerah kepada kematian, menyerah dan menghadapi frustasi.

Kedua, menumbuhkan rasa permusuhan terhadap penghancuranb ikatan-ikatan kemanusiaan. Fakta yang terjadi dalam masyarakat bahwa “Masyarakat” menjadi lahan tumbuh suburnya konflik. Bibitnya pun bias bermacam-macam. Bahkan, agama bias saja menjadi salah satu factor pemicu konflik yang ada di Masyarakat itu sendiri.

Agama dan Indikasi Konflik

Factor Konflik yang ada di Masyarakat secara tegas telah dijelaskan dalam Al-qur’an seperti dalam surat Yusuf ayat 5, disana dijelaskna tentang adanya kekuatan pada diri manusia yang selalu berusaha menarik dirinya untuk menyimpang dari nilai-nilai dan Norma Ilahi. Atau, secara kebih jelas, disebutkan bahwa kerusakan diakibatkan oleh tangan manusia, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Rom ayat 41. Ayat-ayat ini bisa dijadikan argumentasi bahwa penyebar konflik sesungguhnya adalah manusia.

Salah satu cikal bakal konflik yang tidak bisa dihindari adalah adanya perbedaan pemahaman dalam memahami ajaran agama masing-masing pemeluk. Peking tidak konflik terjadi intra Agama atau disebut juga konflik antar Madzhab, yang diakibatkan oleh perbedaan pemahaman terhadap ajaran Agama.

Ada dua pendekatan untuk sampai pada pemahaman terhadap agama. Pertama, Agama di pahami sebagai suatu doktrin dan ajaran. Kedua, Agama di pahami sebagai aktualisasi dari doktrin tersebut yang terdapat dalam sejarah. Dalam ajaran atau doktrin agama, terdapat seruan untuk menuju keselamatan yang dibarengi dengan kewajiban mengajak orang lain menuju keselamatan tersebut. Oleh karena itu, dalam setiap agama ada istilah-istilah Dakwah, meskipun dalam bentuk yang berbeda. Dakwah merupakan upaya mensosialisasikan ajaran agama
.
Bahkan, tidak jarang masing-masing agama menjastifikasikan bahwa agamanyalah yang paling benar. Apabila kepentingan ini di kedepankan, masing-masing agama akan berhadapan satu sama lain dalam menegakkan hak kebenarannya. Ini yang memunculkan adanya entimen agama. Dan inilah yang kemudian melahirkan konflik antar agama, bukan intra agama.

Langkah-langkah berikut akan meminimalkan konflik agama yaitu sebagai berikut :

  1. Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama, tidak mempedebatkan segi-segi perbedaan dalam agama.
  2. Melakukan kegiatan social yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda.
  3. Mengubah orientasi pendidikan agama yang menekankan aspek sektoral fiqhiyah menjadi pendidikan agama yang berorientasi pada pengembangan aspek universal rabbaniyah.
  4. Meningkatkan pembinaan individu yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang memiliki budi pekerti yang luhur dan akhlakuk karimah.
  5. Menghindari jauh-jauh sikap egoisme dalam beragama.