Wednesday 17 June 2015

Teknologi Komunikasi Berdampak Pada Gaya Hidup



Kevin Kelly, redaktur Majalah Wired terbitan Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul “Hukum baru Ekonomi di Era Digital” telah mengisyaratkan masalah ini bahwa hukum dan struktur kehidupan terus mengalami perubahan dengan cepat di era internet dan pola pandang manusia tentang kehidupan dari tradisional terus berkembang ke arah modern. Dalam hal ini, internet sebagai simbol teknologi abad ini memiliki karakteristik unik dalam mempengaruhi opini serta keyakinan manusia dikarenakan maraknya internet serta penggunaan massal oleh manusia itu sendiri.

Mereka sekali saja menggunakan teknologi ini sangat sulit untuk meninggalkannya dan mengingat teknologi setiap saat terus mengalami perkembangan, maka manusia tidak memiliki peluang untuk memikirkan dirinya sendiri. Meski saat ini mayoritas pengguna internet adalah pemuda, namun kecenderungan generasi lalu untuk memanfaatkan fenomena ini mengindikasikan pengaruh kuat internet.

Kebanyakan orang di milenium baru harus mengenal komputer dan teknologi modern lain untuk hidup. Di sisi lain, internet secara potensial bisa menjadi ancaman dan juga bisa menjadi peluang emas. Meningkatnya kemampuan mahasiswa, dosen dan ilmuwan mengakses laman-laman internet serta interaksi luas dan cepat sains dengan seluruh ilmuwan berhutang banyak terhadap internet. Dari sudut meningkatnya kesadaran politik, sosial dan pendapat yang beragam serta peluang dialog dan mengungkapkan pendapat seseorang juga membuat peran internet tak dapat dipungkiri.

Namun ada kesulitan di sini, bahwa fasilitas dunia maya memainkan peran luas dalam menggiring dan mengontrol opini publik. Mayoritas sosiolog dan pengamat komunikasi meyakini bahwa proses pengumpulan data, seleksi, dan penyebaran data di media bukan sesuatu yang netral dan lepas dari motivasi tertentu. Namun menurut mereka proses tersebut sarat dengan tujuan baik budaya, politik maupun sosial.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan tidak adanya upaya pemimpin masyarakat serta pejabat untuk menyebarkan budaya tepat dan pendidikan penggunaan teknologi ini, nilai-nilai lokal di sebuah masyarakat semakin pudar. Nilai-nilai seperti rasa malu, kehormatan perempuan, spiritualitas, kesucian keluarga, kepribadian manusia serta nilai-nilai lokal lain sebuah negara semakin mengalami kemunduran. Hal ini dapat dicari sebabnya dengan maraknya pengiriman gambar tak bermoral melalui bluetooth dan email di antara anggota masyarakat.

Di sisi lain, penggunaan internet yang melebihi batas membuat pengguna semakin kecanduan baik mental maupun pemikiran terhadap teknologi maju ini. Parahnya sebagian pengguna internet memilih berlindung dalam kehidupan maya ketimbang kehidupan riil. Oleh karena itu, kelompok ini sangat rentan terkena krisis kepribadian dan gangguan mental.

Sarana komunikasi dan interaksi baru, khususnya internet, membuka iklim yang lebih luas dan mendunia bagi pengguna, sebuah iklim yang mampu mengenalkan pengguna beragam model kehidupan dan serta memberikan pengalaman kehidupan global. Di iklim ini, model kehidupan lokal tidak dapat mempertahankan kekuatannya dan dengan mudah menyerahkan posisinya kepada model kehidupan lain.

Sebuah masyarakat yang tidak memiliki kemampuan besar memanfaatkan sains, teknologi dan budaya, maka internet dengan mudah menguasai dan mengontrol hubungan sosial dan wawasan setiap individunya. Dalam kondisi seperti ini, nilai-nilai yang diincar oleh produsen teknologi modern akan dipaksakan kepada pengguna baru. Nilai-nilai Liberal Barat seperti individualisme, konsumtif, hedonisme dan semakin kuatnya toleransi di antara sesama akan semakin menonjol.

Kini jika rasa percaya diri dan identitas nasional seseorang semakin kokoh maka perlawanan terhadap nilai-nilai asing yang disebarkan melalui sarana komunikasi modern akan semakin kuat pula. Mengingat teknologi memiliki karakteristik umum, maka ia melahirkan keyakinan yang terkadang bertolak belakang dengan norma-norma yang ada. Karakteristik ini muncul seiring dengan kemajuan di bidang teknologi dan internet serta dibarengi dengan aksi pengambilan jarak dari norma-norma lokal serta diterimanya norma baru. Hasilnya adalah terkadang norma baru tersebut kontradiksi dengan norma lokal sebuah masyarakat.

Perubahan ini dapat disaksikan dalam pandangan tentang seks serta gender. Contoh yang paling nyata di bidang gender adalah perubahan pola pandang pria dan wanita terhadap feminitas dan peran wanita, kecenderungan yang besar terhadap transeksual, kecondongan terhadap pernikahan sesama jenis, kejahatan seks baru, maraknya situs porno, mudahnya menjalin hubungan ilegal di dunia maya serta aksi penyiksaan terhadap anak-anak.

Dewasa ini 30 persen browsing internet terkait studi keagamaan. Internet dapat menjadi sarana penting untuk menyebarkan agama dan spiritualitas di dunia. Laju teknologi informasi secara umum dan internet khususnya, telah memberi peluang luar biasa untuk mempermudah studi agama dan para pencari spiritualitas di banding dengan masa lalu. Berdasarkan data yang ada, dari enam pengguna internet di dunia, sedikitnya satu orang aktif mencari pengetahuan agama. Meski demikian, berbagai riset menunjukkanbahwa lembaga-lembaga agama belum memahami sepenuhnya kapasitas dan fasilitas teknologi ini untuk menyebarkan ajaran Ilahi. Sayangnya mereka tidak memanfaatkan teknologi ini secara tepat dan luas untuk menarik para pemuda ke arah agama dan spiritualitas.

Tapi begitu di internet juga marak disebar beragam agama palsu dan tradisi menyimpang dari agama. Parahnya situs-situs seperti ini juga banyak peminatnya. Situs-situs yang mengusung agama palsu ini mengedepankan daya tarik insting hewani dan seks serta mengisi kekosongan spiritual dan menciptakan adab palsu dapat menjerat mereka yang haus agama dan mereka yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang agama. Munculnya beragam tareqat dan pemikiran baru dari dunia maya ini menguatkan betapa seriusnya masalah ini.

Karakteristik internet adalah kemudahan aksesnya dan hal ini ditandai dengan informasinya yang umum serta penggunaannya yang sederhana di samping luasnya fasilitas dan kemampuan. Kondisi ini juga memicu kejahatan yang sebelumnya hanya terjadi di dunia nyata, kini dengan mudah dilakukan di dunia maya. Kejahatan ini sepertinya semakin meningkat bersamaan dengan kemampuan besar situs internet sehingga angkanya pun semakin membengkak.

Di sisi lain, terpencarnya manajemen dunia maya di dunia dan tidak adanya manajemen yang terfokus terhadap  dunia maya tersebut, ditambah dengan kebebasan luas internet  dan tidak adanya undang-undang ketat mengenai internet membuat pengguna semakin mudah dan tanpa rasa takut akan akibat perbuatannya, melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang ada. Situs-situs porno dalam hal ini dapat menjadi contoh nyata akan kondisi tersebut.

Kehidupan di era modern memaksa manusia untuk memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, mereka yang berkecimpung di sektor budaya harus memiliki pandangan baru dalam kebijakan komunikasi dan lokalnya. Strategi ini harus bertumpu pada persatuan dan budaya lokal. Jika dapat sisi positif penggunaan teknologi baru ini diperkuat, maka ada harapan dalam meniti fase tradisional ke fase modern, maka ufuk terang akan terbentang luas. Generasi modern didefinisikan sebagai manusia-manusia yang berkembang dalam kondisi kehidupan modern dan bagian dari kehidupan ini untuk generasi mendatang dari sisi hubungan dan interaksi dunia maya melalui konteks sarana teknologi.(IRIB Indonesia)  


0 comments: